Rabu, 18 April 2012

Tentang Lambang Garuda Pancasila

    Dalam dunia ilmiah fauna, nama Burung Garuda tidaklah dikenal, namun demikian Burung Garuda yang menjadi lambang negara Republik Indonesia memiliki kemiripan dengan Burung Rajawali / Elang Besar (Haliaetus leucocephalus) yang juga serupa dengan lambang negara Amerika Serikat , Thailand dan Polandia. Burung Garuda sendiri (Garuda berasal dari bahasa sansekerta), muncul dari mitologi Hindu dan Budha, di Suku Tamil Garuda disebut sebagai Karutan dan di Jepang disebut sebagai Karura.
garuda
 
      Di dalam mitologi Hindu, Garuda digambarkan sebagai setengah manusia dan setengah burung yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu dan merupakan raja dari para burung. Pada kisah Baghawad Gita juga disebut nama Burung Garuda oleh Khrisna di tengah perang Barata Yudha di Kurusetra, "Of birds, I am the son of Vinata (Garuda)". Sedangkan di dalam mitologi Budha, Burung Garuda digambarkan sebagai predator yang hebat dan pintar serta memiliki kemampuan berorganisasi secara sosial.                                                              
garuda wisnu
      Kemudian di masa pujangga Dharmawansa Anantawikrama nama Garuda tersebar di Jawa Timur pada sekitar tahun 991-1016. Meskipun tidak melihat sendiri wujud burung itu, mereka berhasil membayangkan dan mengabadikannya dalam pahatan relief Candi Kedaton dan Kidal. Kemudian, Garuda yang setengah orang setengah burung diabadikan lebih nyata sebagai arca Airlangga di Candi Belahan. Baru setelah beratus-ratus tahun kemudian Burung Garuda dijadikan lambang Negara Republik Indonesia.                                                                                                                                                                                              
          Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II (garuda). Karya M Yamin (Banteng Matahari)ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.          
sultan hamid II dan lambang garuda rancangannya
                                                                            
    Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Mereka bertiga sepakat mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika".Tanggal 8 Februari 1950, rancangan lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyuni untuk dipertimbangkan kembali, karena adanya keberatan terhadap gambar burung Garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap terlalu bersifat mitologis. 
                                                                                                                                                                                                                       
     Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih "gundul" dan tidak berjambul seperti bentuk sekarang ini.                                                                                                                                                                                                             Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut; setelah sebelumnya diperbaiki antara lain penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila, seperti Elang Jawa serta merubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di depan pita, atas masukan Presiden Soekarno. Dipercaya bahwa alasan Soekarno menambahkan jambul karena kepala Garuda gundul dianggap terlalu mirip dengan Bald Eagle, Lambang Amerika Serikat.                                                                                                                                                                                  Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara. Rancangan Garuda Pancasila terakhir ini dibuatkan patung besar dari bahan perunggu berlapis emas yang disimpan dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional sebagai acuan, ditetapkan sebagai lambang negara Republik Indonesia, dan desainnya tidak berubah hingga kini.   
Garuda Pancasila
    Lambang negara ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 yang diundangkan dalam Lembaran Negara Nomor 111 dan penjelasannya dalam tambahan Lembaran Negara Nomor 176 Tahun 1951 pada 28 November 1951. Sejak saat itu, secara yuridis gambar lambang negara rancangan Sultan Hamid II secara resmi menjadi Lambang Negara Kesatuan RI. Sebelum meninggal dunia, Sultan Hamid II yang didampingi sekretaris pribadinya, Max Yusuf Alkadrie menyerahkan gambar rancangan asli lambang negara yang sudah disetujui Presiden Sukarno kepada Haji Mas Agung–Ketua Yayasan Idayu, pada 18 Juli 1974. Gambar rancangan asli itu sekaligus diserahkan kepada Haji Mas Agung di Jalan Kwitang Nomor 24 Jakarta Pusat. 
                                                                                                                                                   Pada 5 April 1950, Sultan Hamid II dikait-kaitkan dengan peristiwa Westerling sehingga harus menjalani proses hukum dan dipenjara selama 16 tahun oleh pemerintah Sukarno. Sejak itulah, nama Sultan Hamid II seperti dicoret dari catatan sejarah. Jarang sekali buku sejarah Indonesia yang terang-terangan menyebutkan Sultan Hamid sebagai pencipta gambar Burung Garuda. Orang lebih sering menyebut nama Muhammad Yamin sebagai pencipta lambang negara. Ada kesan Sultan Hamid II yang sangat berjasa sebagai perancang lambang negara sengaja dihilangkan oleh pemerintahan Sukarno. Kesalahan sejarah itu berlangsung bertahun-tahun hingga pemerintahan Orde Baru. 
                                                                                                                                                       
Cerita di Balik Layar Dikisahkannya, dalam rangka mencari ide untuk membuat lambang Negara, mulanya Sultan Hamid mengunjungi Sintang, kemudian beliau bertolak ke Putus Sibau. Sepulang dari Putus Sibau, Ia kembali Singgah di kerajaan Sintang, dan tertarik pada patung Burung Garuda yang menghiasi Gantungan Gong yang dibawa Patih Lohgender dari Majapahit. Patung Burung Garuda sendiri, ketika itu sudah menjadi lambang kerajaan Sintang. Sebelumnya, di Putus Sibau, pihak swa praja disana mengusulkan kepada Sultan Hamid untuk menggunakan lambang burung Enggang. Namun Ia tak lansung meng akomodir usul tersebut. Karena Ia tertarik pada lambang Burung Garuda yang menjadi lambang kerajaan Sintang Sultan Hamid berinisiatif meminjam lambang kerajaan Sintang untuk dibawa, “Saat itu pihak swa praja Sintang tak keberatan, namun dengan beberapa syarat, salah satunya Sultan Hamid harus menandatangani semacam berita acara peminjaman, dan waktu peminjaman sendiri tak boleh lebih dari 1 bulan fakta bahwa bentuk Burung Garuda yang pernah dibawa Sultan Hamid II tersebut kini di Simpan di Museum Dara Juanti, yang puluhan tahun lalu menjadi pusat Kerajaan Sintang. 
                                                                                                                           Makna dan Arti Lambang  Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai, dan pita putih. Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan.Pada burung garuda itu, jumlah bulu pada setiap sayap berjumlah 17, kemudian bulu ekor berjumlah 8, bulu pada pangkal ekor atau di bawah perisai 19, dan bulu leher berjumlah 45. Jumlah-jumlah bulu tersebut jika digabungkan menjadi 17-8-1945, merupakan tanggal di mana kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL IKA” yang ditulis dengan huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.                                                                                               
 Sumber :   www.kapuas-raya.com http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Indonesia http://avicinna.wordpress.com/2010/08/18/sultan-hamid-ii-pencipta-burung-garuda/ http://firghozer.wordpress.com/2010/10/28/sejarah-penciptaan-lambang-garuda-pancasila/

Senin, 16 April 2012

Style dalam desian "Art Deco"

art deco
Art Deco  muncul secara internasional pada tahun 1918 – 1939 di dunia fashion, interior, arsitektur, keramik dan desain industry.  Diberi nama seusai World’s Fair di Paris tahun 1925 (Exposition Internationale des Arts Decoratifs et Industriale Modernes).

Sebuah karya Art Deco mempresentasikan kemewahan, extravaganza, glamour, kejayaan akan permesinan, konsumerisme dan kecepatan pada masa itu. Mulai muncul bentukan-bentukan yang ebih modern, dimana terdapat bentuk-bentuk geometris dan kurva-kurva, streamline, mjotion line dan lampu-lampu mesin.

Art Deco berkembang sebagai bentuk reaksi melawan gaya yang rumit , berliku-liku , dalam hal ini ditujukan kepada aliran Art Nouveau . Art Deco juga menjadi Icon dari kebangkitan Era Mesin .

*Desainer paling berpengaruh
1. Adolphe Mouron Cassandre

Karya : Adolphe Mouron Cassandre

2. Poul Collin

Karya : Paul Collin
Charles Loupot

Karya : Charles Loupot

*Desainer lainnya
  1. Pierre Félix Masseau
Karya : Pierre Félix Masseau
2. Leonetto Cappiello

Karya : Leonetto Cappiello

 Ciri-ciri style

  • Mempresentasikan kemewahan, extravaganza, glamour, kejayaan akan permesinan, konsumerisme dan kecepatan
  • Bentuk-bentuk geometris dan kurva-kurva, streamline, motion line dan lampu-lampu mesin
  • Mengutaman kesederhanaan peletakan elemen-elemen desain

 Contoh Penerapan Gaya  ART DECO pada saat sekarang

Poster Film : The Art of the Steal

Style dalam desian "Kitsch"

Kitsch
dalam bahasa Jerman bermakna ‘bad taste’. Dalam dunia seni, kitsch biasa digunakan untuk menjelaskan bahwa suatu karya itu memliki nilai sentimental yang berlebihan, vulgar dan memiliki maksud tertentu. Gaya ilustrasi Kitsch tidak termasuk dalam perkembangan Sejarah Desain Grafis karena aliran ini dianggap sebagai ‘outsider arts’. Istilah Kitsch juga jarang disebutkan di dalam dunia pendidikan Desain, tetapi terwakili oleh istilah gaya ilustrasi ‘Era 50-an’.

*Desainer yang paling berpengaruh
1. Grant Wood
"American Ghotic"  Karya : Grant Wood

2. James Montgomery Flagg
"Uncle Sam" Karya : James Montgomery Flagg

Kamis, 12 April 2012

Style dalam Desain Grafis "Victorian"

victorian

Victorian berkembang di Amerika, Inggris dan sebagian besar benua Eropa sejak tahun 1820-an hingga tahun 1900. Gaya ini muncul karena reaksi seniman atas akibat yang ditimbulkan oleh revolusi industri.

Setelah peristiwa Pameran Raya tahun 1851, masyarakat semakin berminat pada ornamentasi bentuk-bentuk bersejarah. Selera masyarakat beranggapan bahwa bentuk-bentuk yang cenderung gemuk akan menimbulkan efek yang menyenangkan mata.

Para perancang grafis masa ini menolak standar tipografi Renaissance dengan cara menciptakan poster yang justru merusak keanggunan typeface Bodoni dan Didot dari abad ke-18. Caranya dengan membuat menjadi lebih lebar dan hitam. Peniruan ini dinamakan dengan Fat Face dan menjadi ciri khas era Victorian.

Dengan meledaknya revolusi industri, maka kebutuhan manusia pada zaman itu semakin berkembang. Muncul kebutuhan untuk mempromosikan dan menginformasikan sesuatu dari seseorang ke public umum. Teknologi cetak pun semakin berkembang, hingga muncul kebutuhan-kebutuhan baru dalam bidang marketing, diantaranya kebutuhan untuk mengedukasi pasar dengan iklan, bagaimana mempercantik sebuah kemasan produk, bagaimana menginformasikan secara massal sebagai sebuah industrialisasi yang semakin maju dan kompleks.


Gaya Victorian ini terkesan natural. Terlihat dari berbagai poster dan iklan pada zaman itu yang kebanyakan menggambarkan seseorang dengan pose-pose yang terkesan datar, alami dan biasa terjadi di lingkungan sekitar, pose-pose ekstrem misalnya menggunakan sudut pandang mata kodok sangat sulit diterima pada zaman ini.

Kemajuan teknologi juga ikut mendukung perkembangan perubahan gaya Victorian, yaitu dengan adanya cetak warna (chromolithography) di Jerman dan Amerika tahun 1870-an. Teknik cukil kayu  (woodcut) dan typeface dengan serif/sirip serta huruf-huruf Gothic menjadi sebuah desain yang khas era ini

* Desainer paling berpengaruh
  

1. Jean Alexis Rouchon
   2. Sir John Millais
Karya : Sir John Millais

* Desainer lainnya 
1. Richard Rummell
Karaya : Richard Rummell

   2. Grant Hamilton
Karya : Grant Hamilton


3.Alfred Le Petit
Karya : Alfred Le Petit


Ciri-ciri style
   
* Ilustrasi secara realisme dan sentimental serta mengutamakan keindahan.
    * Penggambaran karakter perempuan yang berbadan subur.
    * Framing berupa ornamen-ornamen.
    * Banyak ditemui karya-karya yang sifatnya simetris.
    * Typografi dengan menggunakan fonts jenis Sans Serif banyak ditemui,
      dalam satu karya menggunakan berbagai variasi font.
    * Penggunaan warna-warna yang natural.


Contoh Penerapan Gaya Victorian pada saat sekarang


Link Mengenai Victorian

Style desain grafis "Arts and Craft"

Art and Craf

Arts and Craft muncul sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap Victorian yang dianggap sudah terlalu tradisional dan ketinggalan zaman. Selain itu Victorian juga miskin nilai-nilai estetis karena sifat-sifatnya yang natural dan apa adanya. Maka Arts and Craft muncul dengan pelopornya William Morris, mengusung gaya ilustrasi yang kaya akan seni decorative yang memiliki nilai craftmenship tinggi.

Pameran Raya pada 1851 juga membawa pengaruh di masyarakat mengenai kenyataan bahwa revolusi industri telah menekan kualitas estetika/keindahan pada barang-barang yang dihasilkan industri masa itu. Mereka berusaha mengembalikan lagi standar esetetika dengan mengembangkan sebuah gaya nasional secara terpadu.

John Ruskin (1819 – 1900) seorang seniman dan kritikus mengatakan bahwa bentuk-bentuk Gothic dan ornamen merupakan obat yang paling manjur untuk menyembuhkan semua penyakit estetika modern.

Sementara William Morris (1834 – 1896) seorang arsitek dan desainer rekan Ruskin, menerapkan typeface-typeface sans serif dan menolak memakai typeface klasik Roman. Gaya ini segera menjadi pengaruh yang menentukan dari pergantian cara pikir di dalam estetika era Victorian.

* Desainer paling berpengaruh
1. William Morris
karya : William Morris


2. Henry van de Velde
Karya : Henry van de Velde

3. Aubrey Breadsley
Karya :  Aubrey Breadsley

* Desainer lainnya
1. Wilbur Macey
 Karya : Wilbur Macey
 2. Charles Ricketts
Karya : Charles Ricketts
3. Walter Crane
Karya : Walter Crane

4. Daniel Berkley
Karya : Daniel Berkley

5. Gustav Stickley
Ciri-ciri gaya
* Sudah memiliki prinsip proporsi dan fungsi-fungsi bentukan
* Memiliki nilai estetis dan craftmenship yang sangat tinggi
* Border berupa seni ornament yang mayoritas berupa sulur-sulur
  atau tetumbuhan yang padat dan rumit
* Dipengeruhi oleh gaya ilustrasi Gothic
* Bila dibandingkan dengan gaya ilustrasi sebelmnya yaitu Victorian,
  Arts and Crafts jauh terlihat lebih bagus dan inovatif.

Contoh Penerapan Gaya Arts and Craft pada saat sekarang


Link Mengenai  Arts and Craft

Beragam Warna Hitam


Tujuan artikel ini untuk berbagi informasi 
tentang jenis dan kode warna "HITAM"


RGB Black | R/0 G/0 B/0

Registration Black | C100 M100 Y100 K100

PhotoShop® Black | C86 M85 Y79 K100

Designer Black | C70 M50 Y30 K100

Rich Black | C40 M30 Y30 K100 

Cool Black | C50 M0 Y0 K100

Golden Black | C0 M0 Y60 K100 

Warm Black | C0 M60 Y0 K100

No Black | C100 M100 Y100 K0

Perbedaan kwalitas warna hitam dapat dilihat pada gambar dibawah ini dengan asumsi Registration Black | C100 M100 Y100 K100 warna terhitam untuk dijadikan dasar Perbandingan

Warna hitam sangat penting dalam dunia cetak offset karena warna hitam inilah yang memberi kedalaaman atau ketegasan atau disebut Key (kunci) dengan memahami warna hitam kita sebagi disainer dapat menghemat ongkos cetak dan film dengan cara mendisain sebuah rancangan grafis tanpa menggunakan Key (hitam) karena warna hitam bisa di munculkan dengan tanpa menggunakan Key (No Black) Selamat Bereksperimen....:D

*(karena contoh warna diatas merupakan Contoh warna hitam dari Warna Subtractive makan hasilnya akan berbeda disetiap monitor yang membaca situs ini)